Senin, 14 April 2014

Alasan Keamanan, 8 April 2014 Windows XP akan Pensiun



Yogyakarta, MAJALAH SELANGKAH -- Microsoft akan menghentikan dukungan extended support terhadap Windows XP pada 8 April 2014, 12 tahun sejak sistem operasi tua itu pertama kali diluncurkan pada 2001 silam. Dengan dihentikannya dukungan tersebut, Windows XP tak akan menerima update keamanan lagi dari Microsoft. Keamanan komputer-komputer yang menggunakan sistem operasi itu pun akan menjadi rentan.
Mulanya, Microsoft berencana mengakhiri dukungan terhadap Windows XP pada April 2009 lalu. Namun, karena adopsi Windows XP di dunia masih sangat tinggi, Microsoft pun memperpanjang dukungan secara global, meskipun hanya mendapat dukungan terbatas.

Peretas Menanti Kematian Windows XP
Dikutip tekno.kompas.com dari laman computerwold, menurut pakar keamanan Jason Fossen dari SANS Institute, para hacker sedang menimbun informasi celah-celah keamanan Windows XP untuk "dilepaskan" menyerang OS itu ketika tidak dilindungi lagi oleh Microsoft.
Pengguna dari kalangan konsumen maupun korporat yang masih mengandalkan Windows XP pun rentan menjadi korban pembobolan sistem. Apalagi, menurut perkiraan Computer World, sistem operasi populer tersebut bakalan masih dipakai oleh 33-34 persen komputer di seluruh dunia pada saat dukungan keamanannya dicabut oleh Microsoft tahun depan.
Setelah 8 April 2014, pengguna Windows XP punya dua pilihan untuk tetap aman: meng-upgrade ke sistem operasi yang lebih baru atau membayar sejumlah besar uang ke Microsoft untuk terus memberi update Windows XP secara eksklusif. Pilihan yang kedua ini tentu hanya mungkin diambil oleh kalangan korporat.
Di sisi lain, rupanya terdapat permintaan yang cukup tinggi atas "amunisi" untuk menyerang Windows XP di tanggal kematiannya kelak. "Harga rata-rata untuk sebuah eksploit Windows XP di pasar gelap mencapai 50.000-150.000 dollar AS (sekitar Rp 520 juta-Rp1,5 miliar)," ujar Fossen

Pengguna Dihimbau Upgrade ke Sistem Operasi Windows yang Lebih Baru
Produk Microsoft memang memiliki dua "siklus hidup". Pertama adalah mainstream support yang dalam hal ini produk bersangkutan akan memperbarui sektor sekuriti, stabilitas, patch, dan fitur baru secara gratis.
Siklus kedua adalah extended support yang dalam hal ini Microsoft hanya akan memperbarui sektor sekuriti untuk menambal celah keamanan, sementara pembaruan jenis lainnya tersedia secara berbayar.
Nah, begitu extended support untuk Windows XP berakhir, pengguna akan kehilangan semua pembaruan vital di sektor untuk menjaga keamanan sistem. Akibatnya, mereka semakin berisiko terkena serangan malware, virus, atau hacker.

Hingga Kini Microsoft XP Masih Laris di Indonesia
Business Group Lead Windows Microsoft Indonesia, Lucky Gani, mengatakan, Selasa (13/5/2013), pangsa pasar Windows XP di Indonesia masih jadi yang terbesar.
Menurut data lembaga riset StatCounter, hingga Maret 2013, 42,65 persen komputer di Indonesia masih menjalankan Windows XP.
Adapun menurut estimasi Microsoft, dari 26.880.336 komputer di seluruh Indonesia, ada 11.464.463 komputer yang masih menjalankan Windows XP.
"Meski penggunanya masih banyak, kita akan mengakhiri Windows XP sampai April 2014. Pengguna diharap migrasi ke Windows 7 atau Windows 8. Keduanya punya sistem keamanan yang lebih kuat," kata Lucky dilansir tekno.kompas.com.
Tak hanya di Indonesia, menurut data dari StatCounter yang dikutip Neowin, OS lawas tersebut tetap menguasai pasaran sistem operasi di delapan negara.
Kedelapan negara tersebut adalah China di mana Windows XP menguasai pangsa sistem operasi sebesar 54,79 persen, lalu Maroko (44,66 persen), Kuba (52,93 persen), Kepulauan  Cook (72,14 persen), Kepulauan Norfolk (70,18 persen), Korea Utara (61,47 persen), Eritrea (58,25 persen), dan Vietnam (44,33 persen). (M2/kompas.com/Ist/MS)


Source : http://majalahselangkah.com/

Rabu, 12 Maret 2014

AMD GPU14: Kudeta Dunia Gaming?





Pada akhirnya, GPU14 tidak sekadar menampilkan sebuah Radeon baru seperti yang digembar-gemborkan sebelumnya. Radeon R7 dan R9 (codename: Hawaii) hanyalah sebagian dari teknologi terbaru yang ditampilkan AMD dalam ajang yang melibatkan tak kurang dari 150 media terpilih dari seluruh dunia.
Radeon R7 dan R9

Akhirnya, sebagian dari GPU yang diperkenalkan dalam AMD GPU14 Tech Day di Hawaii sudah diluncurkan pada hari ini, tanggal 8 Oktober 2013. Mulai dari R7 240, R7 250, R7 260X, R9 270X, hingga R9 280X sudah ditampilkan. Untuk detail dari jajaran VGA seri R yang pertama kali diluncurkan ini, kunjungi ulasannya dalam artikel ini.
TrueAudio

Teknologi yang disematkan di dalam beberapa GPU AMD terbaru ini berpotensi untuk membuat game menjadi kian dekat dengan dunia nyata. Uniknya, TrueAudio membuat pengguna tidak berlu berinvestasi khusus untuk menikmatinya. Cukup dengan headset standar, efek surround dari sebuah game akan terasa sangat kentara. Kami sendiri mencobanya dan cukup terkesan dengan efek yang bisa dihasilkan hanya dengan stereo headset biasa saja.



Hal yang patut diperhatikan untuk TrueAudio adalah hanya 3 card yang mendukungnya



RAPTR
Seakan menjawab “tantangan NVIDIA”, AMD pun mendukung tersedianya tools khusus untuk mengoptimalkan pengalaman gaming. Perbedaannya, profile setting yang ditawarkan dalam RAPTR adalah hasil jajak pendapat dari para gamer yang sudah menggunakannya. Jadi, secara teoritis, RAPTR akan memberikan setting yang lebih pas.



Jangan lupa, RAPTR juga dilengkapi dengan kemampuan berbagi stream game yang sedang dimainkan dan bahkan shortcut dalam game untuk aplikasi penting seperti aplikasi chatting. Hal yang terakhir ini memungkinkan gamer untuk “menggapai” aplikasi di luar game, dari dalam game itu sendiri. Jadi, gamer tidak perlu me-minimize game untuk chatting, contohnya.


4K Gaming
Meski untuk gamer di Indonesia, gaming dengan resolusi 4K memang masih sangat langka, AMD sudah mempersiapkannya. Setidaknya, saat monitor 4K sudah mulai terjangkau, gamer bisa memanfaatkan VGA R9 290-nya untuk memanfaatkannya. Hal ini membuat seri R9 290 menjadi investasi yang baik. Tentu saja, untuk saat ini, gamer bisa memanfaatkan “daya kuda” yang besar itu untuk menampilkan game dengan setidaknya 3 monitor 1080p, tanpa masalah performa sama sekali.



Mantle
Secara sederhana, Mantle bisa dijadikan alternatif dari Direct3D untuk menjalankan game dengan lebih kencang dan mulus. Mengakses kemampuan sebuah GPU dan mengurasnya hingga habis adalah impian pengembang game dan gamer tentunya. Mengapa demikian? Secara teori, Mantle akan membuat game berjalan lebih mulus dan lancar. Ini berarti, ada kemungkinan, untuk level detail game yang sama, jika sekarang dibutuhkan VGA dengan harga sekitar USD 400-500, dengan Mantle game hanya membutuhkan VGA seharga USD 300 saja (atau bahkan lebih murah).


Mantle sendiri berpotensi mengubah dunia gaming. Menurut Raja Koduri, Mantle adalah “titipan” dari para developer game yang membutuhkan optimalisasi game pada PC. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Mantle dirancang AMD untuk memenuhi kebutuhan developer agar game mereka bisa berjalan mulus dengan hardware yang tidak terlalu mahal. Mengapa hal ini penting?

Jika game baru bisa menampilkan kualitas terbaik dengan hardware mahal, tidak akan banyak gamer yang bisa menikmatinya. Ini akan berakibat kurang lakunya game “berat” di kalangan gamer yang belum mampu membeli hardware kelas atas. Apabila Mantle bisa membuat hardware terjangkau menjalankan game dengan kualitas tinggi, ini (secara teori) bisa membuka peluang pasar bagi game “berat” ke kalangan gamer tersebut.

Perlu diingat bahwa Mantle dirancang untuk semua tipe GCN. Jadi, bukan tidak mungkin bahwa APU pun bisa menikmati performa ekstra dari adanya Mantle. Tentunya, ini akan meningkatkan nilai jual APU AMD juga, bukan? Bayangkan bisa memainkan game berat dengan kualitas cukup baik pada APU, tanpa tambahan GPU eksternal.


Kesimpulan dan Kemungkinan
AMD tampak belajar banyak dalam tahun terakhir ini dan berusaha untuk memanjakan para gamer dengan solusi dan bundling-nya. Developer pun seharusnya terbantu dengan kondisi ini. Hal yang perlu dipertanyakan adalah, “Seberapa banyak developer game yang akan memanfaatkan teknologi-teknologi AMD terbaru ini?” Sebab, jika banyak, bukan tidak mungkin AMD akan “mengkudeta” dunia gaming (dari sisi positif).



Saat ini DICE sudah menyatakan akan menggunakan Mantle pada Battlefield 4 yang merupakan salah satu game paling dinantikan tahun ini. TrueAudio pun dimanfaatkan setidaknya 4 game yang akan segera diluncurkan. Pihak AMD pun menyatakan bahwa sudah banyak developer game yang dihubungi untuk mengimplementasikan teknologi ini. Dan perlu diingat bahwa, menurut AMD, Mantle adalah “pesanan” para developer game.

Jika para developer memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut (terutama Mantle), pesaing AMD akan menghadapi masalah yang cukup berat. Pilihannya, kemungkinan, adalah menciptakan API seperti Mantle, atau meningkatkan performa hardware-nya sembaru menurunkan harga untuk mencapai performa serupa dengan GPU AMD terbaru saat menggunakan Mantle.

Membuat API baru lagi, bisa jadi menciptakan kerumitan baru. Sementara, AMD dalam hal ini diuntungkan karena prosesor dan GPU-nya digunakan pada console terbaru dari Microsoft dan Sony. Hal tersebut memudahkannya dalam rangka merancang Mantle agar lebih kompatibel dengan kode dari game console. Sementara, pesaingnya harus mencari cara lain untuk mempopulerkan API baru. Cukup sulit.



Meningkatkan performa sembari menurunkan harga tentu akan menekan profit margin dari produsen pesaing AMD. Hal ini bisa dilakukan, akan tetapi tentu akan membuat pesaingnya mengalami masa susah untuk beradaptasi dan menciptakan performa (jauh) lebih tinggi. Memang, bukan berarti tidak mungkin, tapi cukup sulit.

Pada akhirnya, kita masih harus menunggu apakah pengembang game akan menerima dan mengimplementasikan teknologi-teknologi ini secara cepat. Apapun hasil akhirnya, kami harus mengacungkan jempol pada AMD dengan terobosan-terobosan yang diperkenalkannya ini. Setidaknya, kini tampak ada harapan perkembangan signifikan untuk dunia gaming dengan hardware yang lebih terjangkau.

Source : http://www.jagatreview.com/

Rabu, 12 Februari 2014

Review: Smartfren Andromax Z. For The Bezt



photo
Setelah Andromax V, Smartfren kembali merilis smartphone jumbo dengan harga terjangkau untuk meramaikan pasar phablet murah tanah air. Kembali menggandeng Hisense, inilah spesifikasi smartphone dengan bandrol harga Rp 2,799 juta ini:
  • Layar 5,5 inci IPS HD 1280 x 720 piksel
  • OS Android 4.2.1 Jelly Bean
  • Prosesor Quadcore Mediatek 1,5GHz dan GPU PowerVR SGX544
  • Kamera belakang 8mp dan kamera depan 2mp
  • RAM 1GB, storage 8GB + MicroSD hingga 32GB
  • Dual sim Smartfren + GSM, WiFi, Bluetooth, Radio FM, Dobly Digital Plus
  • Batere 2.500 mAh
  • Harga 2,799 juta
Design and UI
Design Andromax Z adalah yang terbaik dari Smartfren. Berbalut bahan premium yang terasa solid ditangan dan layar yang cemerlang, kamu akan kaget kalau ponsel ini ternyata dapat ditebus dibawah Rp 3juta. Tampilan Andromax Z mirip dengan vanilla Android dengan beberapa bumbu tambahan ala Smartfren seperti wallpaper. Layar IPS HD Andromax Z sangat jernih dengan pop up warna yang sangat menohok mata. Kalau diperhatikan lebih lama, layar Andromax Z makin terasa seperti Amoled karena warna yang dihasilkan terlalu lebay. Selain itu, ini adalah layar smartphone terbaik yang bisa dibeli dengan uang Rp 2,79 juta.
ss home
Multimedia – Camera
Smartfren Andromax Z memiliki 2 buah kamera, 8 megapiksel di belakang dan 2 megapiksel di depan. Hasil kamera cukup bagus dengan foto indoor agak sedikit flush out. Mengusung GPU PowerVR SGX 544MP, Andromax V bisa merekam video hingga resolusi full HD 1080p dan 720p dengan kamera depan.
IMG_20131205_162930
IMG_20131205_163031
IMG_20131205_164541
Menu setting kamera Andromax Z terhitung lengkap seperti HDR, pengaturan Exposure, White Balance, Color Effect, Anti-flicker, AE meter, dll.
Multimedia – Music Player, Video Player, Gallery
Keluaran suara ponsel ini dari speaker sangat minimalis. Kecil banget. Ketika coba didengarkan dengan menggunakan headphone Sony MDR-1r suara keluaran Andromax Z terasa cukup asik untuk jenis lagu RnB, Hip Hop, dan Dance – Elektro. Sedikit disayangkan adalah absennya equalizer di pemutar musik bawaan. Tapi hal ini tidak menjadi masalah karena Smartfren sudah menyiapkan Dolby Digital Plus sebagai pemberi power lebih pada pemutar musik nya.
ss media dolby
Secara bawaan, pemutar video Andromax Z tidak bermasalah memutar file .MP4 1080p, Seperti hal nya pemutar musik, pemutar video ponsel ini juga miskin fitur tapi sudah lebih dari cukup untuk kamu yang sekedar ingin menonton film atau video full HD dilayar nya yang ciamik.
ss media video
Galeri memperlihatkan hasil foto dan video termasuk screenshot. Semua foto akan tertampil disini dan terbagi atas tampilan grid atau filmstrip. Salah satu fitur asik dari galeri adalah photo editor dimana pengguna bisa mengaplikasikan beberapa filter foto, crop, frame, rotate, dll. Sebagai tambahan, tersedia juga aplikasi Movie Studio untuk editing video. Sedangkan untuk menonton video bisa dari galeri atau juga pemutar video bawaan yang bisa memutar video full HD 1080p (tested .mp4).
Konektivitas, Aplikasi Bawaan, Browser
Fitur konektivitas Smartfren Andromax Z terhitung lengkap, ponsel ini memiliki fitur dual sim GSM-CDMA, WiFI, Radio FM, dan Bluetooth. Secara bawaan, Andromax Z memiliki beberapa aplikasi bawaan khas Smartfren Andromax:
  • News Reader CentroOne
  • Customer Information Smartfren
  • Gudang Musik
  • PicMix
  • Smartfren Store
  • Viki
  • VMS
Browser bawaan yang ada di Andromax Z adalah Chrome yang bisa membuka tab ‘unlimited’. Perfroma dan fitur nya juga tak usah diragukan lagi.
Performa dan Benchmark
Untuk penggunaan normal sehari-hari, Smartfren Andromax Z sudah lebih dari cukup bisa diandalkan performanya. Semua berjalan dengan lancar dan smooth berkat penggunaan prosesor quad core MediaTek dan GPU PowerVR SGX 544 yang handal dalam memainkan game. Layar yang mantap juga menambah kesan asik memainkan ponsel ini.
Langsung saja lihat hasil benchmark nya berikut:
  • Antutu 16331
  • Quadrant 4699
  • HTML5test 464
  • Sunspider 1123,6ms
  • Multitouch tester 5 titik
ss homess Kurio
Kesimpulan
Smartfren Andromax Z tanpa ragu adalah seri Andromax terbaik yang pernah dirilis oleh Smartfren. Dari segi harga memang sudah bisa menggambarkan kemampuan ponsel ini, tapi kamu harus mencoba nya dulu secara langsung. Layar 5,5 inci IPS HD nya sangat menggoda mata, design bodi yang terkesan premium dengan bahan seperti metal di back cover nya menambah kesan elegan ponsel yang memang sudah cantik ini. Sedikit disayangkan bodi belakang nya mudah tergores, jadi disarankan kamu segera membeli cover untuk melindungi bodi ponsel ini. Dari sisi performa pun tidak mengecewakan, game-game casual 3D masih sangat mudah dimainkan. Hasil kamera memang bukan yang terbaik dikelas nya, tapi sudah cukup untuk penggunaan sehari-hari. Sekedar browsing, social media, chatting, dan dengar lagu? Andromax Z sangat layak untuk kamu miliki.
Kelebihan
  • Layar luas dan bagus
  • Desain cantik dan terkesan elegan
  • Performa oke
  • Dolby
Kekurangan
  • Bodi belakang mudah gores
  • Keluaran suara speaker kecil
  • Belum Android KitKat 4.4. atau setidaknya Jelly Bean 4.3


Source : http://www.maupromo.in

Selasa, 11 Februari 2014

PowerColor Perkenalkan Kartu Grafis Kelas Mainstream Terbaru, Radeon R7 250X

 Maaf nih baru ngepos ya, Stay Tune at Gamer's Blog

powercolor_logo2

TUL Corporation, produsen terkemuka yang meong-khususkan perusahaan mereka untuk memproduksi kartu grafis AMD, hari ini mengumumkan keluarga baru seri R7, R7 250X. Menjadi saudara kandung dari model seri R lainnya, R7 250X sudah dikemas dengan teknologi yang paling mutakhir, termasuk Ultra High Definition gaming, dukungan Microsoft DirectX 11.2, memastikan pengalaman gaming yang ekstrim untuk para gamer tanpa kompromi.
PowerColor_R7_250X_01
PowerColor R7 250X berbasis pada arsitektur GCN dengan total 512-stream processors, yang dapat memberikan daya komputasi besar-besaran secara paralel untuk grafis dan accelerated applications. Model terbaru ini akan dijejalkan memory sebesar 1 GB berjenis GDDR5 dan tersambung via 128-bit memory interface. Untuk GPU clock berjalan pada 1000 MHz dan memory berjalan pada 1125 MHz.
PowerColor_R7_250X_02

Source : http://revidmedia.com/

Rabu, 29 Januari 2014

ACER Aspire E1-422: Notebook Konvensional Kini Semakin Tipis

Harga: Rp4.600.000 

Kelebihan:
- Memiliki desain bodi yang tipis
- Dilengkapi on-die graphics card yang bertenaga
- Keyboard dan touchpad yang nyaman digunakan

Highlights:
Bagi Anda yang sering mengetik menggunakan notebook, ACER Aspire E1-422 menyedikan keyboard chiclet dengan tuts yang nyaman untuk jemari. Tidak hanya itu, touchpad-nya pun nyaman digunakan meski tangan Anda berkeringat. Interface yang disediakan pada ACER Aspire E1-422 juga cukup lengkap untuk kebutuhan multimedia.
CHIP.co.id - Sekilas, desain bodi ACER Aspire E1-422 nampak biasa-biasa saja. Namun jika diperhatikan secara seksama, ketebalan bodi ACER Aspire E1-422 tidak melebihi optical drive yang ada pada sisi kanannya. Hal ini mengindikasikan bahwa notebook ini memiliki dimensi yang tergolong tipis. Meski tidak setipis Ultrabook, namun ketebalan keseluruhan 2,5 cm sudah tergolong ramping untuk ukuran notebook biasa.
Notebook ini ditenagai oleh prosesor AMD A6-5200 yang memiliki kecepatan 2,0 GHz. AMD A6-5200 merupakan salah satu varian prosesor dengan codename Kabini. Berbeda dengan Richland, Kabini tidak dirancang untuk kebutuhan gaming. Prosesor ini lebih cocok digunakan untuk kebutuhan multimedia kelas mainstream.
 
Dengan thermal design power sebesar 25 watt, konsumsi dayanya pun menjadi irit sehingga daya tahan baterai pun menjadi lebih lama. Sebagai salah satu dari jajaran AMD APU, prosesor quad-core ini dilengkapi dengan on-die graphics AMD Radeon HD 8400. Untuk pemrosesan grafis, terdapat 128 stream processor pada AMD Radeon HD 8400.
 
Bagi Anda yang sering mengetik menggunakan notebook, ACER Aspire E1-422 menyedikan keyboard chiclet dengan tuts yang nyaman untuk jemari. Tidak hanya itu, touchpad-nya pun nyaman digunakan meski tangan Anda berkeringat. Interface yang disediakan pada ACER Aspire E1-422 cukup lengkap untuk kebutuhan multimedia. Pada sisi kiri terdapat sebuah port USB 3.0 dan RJ-45. Selain itu juga ada port D-Sub dan HDMI untuk output display. Sedangkan pada sisi kanan terdapat dua buah port USB 2.0 dan DVD-RW. Dengan adanya DVD-RW, Anda dapat memutar film yang masih tersimpan di dalam bentuk kepingan CD maupun DVD.
 
Bodi Acer Aspire E1-422 yang tipis membuat ukuran dan kapasitas baterai pun menjadi lebih kecil.  
 
Jika ingin meng-upgrade beberapa komponen yang ada di dalamnya, dibutuhkan sedikit kerja keras. Pasalnya, pada bagian bawah, Anda hanya diberikan akses untuk membuka penutup slot RAM saja. Sedangkan untuk penggantian hard disk, Anda harus membuka seluruh bodi pada bagian bawah. Hal ini bisa berpotensi menghilangkan garansi. 
 
 
DATA TEKNIS
Sistem operasi: Windows 8
Layar: 14 inci (1366  x 768)
Prosesor: AMD A6-5200 2,0GHz
Chipset: N/A
Memori: 2 GB DDR3
GPU: AMD Radeon HD 8400
HDD: 500 GB
Wireless LAN: Atheros AR956x
Optical drive: MATSHITA DVD-RAM UJ8D2Q
Webcam: HD Webcam


Source : http://chip.co.id/

MSI Luncurkan Motherboard Gaming AMD FM2+

(Foto: Vr-zone)CALIFORNIA - MSI tidak mau kalah dengan vendor perangkat keras lainnya yang mengusung dukungan terhadap soket FM2+. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan meluncurkan dua perangkat motherboad gaming baru dengan dukungan soket AMD FM2+.

Seri motherboard ini antara lain A88XM dan A88X-G45. Dilansir Vr-zone,Jumat (24/1/2014), MSI mengungkap bahwa produk barunya ini cocok untuk APU AMD Kaveri yang baru, yang pernah dipamerkan pada event CES 2014.

Soket FM2+ kabarnya memiliki 'pins' berjumlah 906 yang berbeda dengan soket FM2 dengan 904 pins. Sehingga, APU yang cocok untuk soket FM2+ tidak akan kompatibel dengan soket pada motherboard FM2, namun sebaliknya, APU yang bisa ditempatkan di soket FM2, bisa bekerja pada motherboard FM2+.

Ini merupakan motheboard khusus untuk gamer PC pertama yang disediakan oleh MSI. Sebelumnya, perusahaan telah meluncurkan lini produk motherboard dengan dukungan FM2+, tetapi bukan untuk gamers.

Kedua perangkat papan induk ini menampilkan controller Killer Gigabit Ethernet, teknologi Audio Boost dan USB Audio Power hingga beberapa port USB. Komponen yang diusung menampilkan Military Class 4 yang diklaim memiliki ketahanan dan kestabilan mumpuni saat di-overclocking.

Ada pula fitur OC Genie 4 untuk pengaturan hardware dan Command Center yang menampilkan berbagai perangkat keras yang terhubung ke motherboard. Perangkat baru ini juga dilengkapi dukungan DisplayPort, VGA, HDMI, DVI, empat slot DIMM yang mengakomodasi total memori 32 GB RAM DDR3 pada kekuatan maksimal 2400 MHz.

Model A88X-G45 Gaming menampilkan delapan konektor SATAIII. Spesifikasi A88XM dan A88X-G45 memiliki kesamaan, namun A88XM mengusung form factor M-ATX.

Perangkat diharapkan segera tersedia dalam waktu dekat di pasaran. MSI mem-bundling motherboard A88X-G45 ini dengan game gratis, Assassin’s Creed Liberation HD. 


Source : http://techno.okezone.com/

Kamis, 23 Januari 2014

Apa Saja Fitur Keren AMD Kaveri?

http://images.detik.com/content/2014/01/18/317/amdkav.jpgJakarta - AMD baru saja merilis generasi prosesor terbaru mereka di Indonesia yang bernama Kaveri. Sebagai amunisi, ada sejumlah fitur menarik yang ada pada chip tersebut. Apa saja?

Secara performa AMD Kaveri jelas lebih unggul dari prosesor APU AMD mana pun. Salah satu penyebabnya adalah proses fabrikasi 28nm dengan jumlah transistor yang mencapai 2,41 miliar dalam die berukuran 245 mm².

Jumlah transistor tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan APU AMD Trinity atau Richland yang 'hanya' memiliki 1,303 miliar transistor dalam die sebesar 246 mm². Jadi dengan ukuran yang nyaris sama Kaveri punya 'jeroan' yang jauh lebih banyak, imbasnya adalah tenaga yang lebih besar hingga 50% dibanding seri sebelumnya.

Itu jika dilihat dari jumlah komponen, soal dukungan teknologi Kaveri juga terbilang cukup menjanjikan. Di dalam prosesor tersebut AMD sudah menanamkan memori kontroler bernama Heterogeneous Unified Memory Architecture (hUMA) yang membuat komunikasi antara GPU dan CPU semakin lancar.

"Ini membuat CPU dan GPU menjadi setara," jelas Adam Kozak, Client Desktop, Senior Product Marketing Manager, saat meluncurkan jajaran Kaveri di Hotel Sultan, Jakarta.

Fitur keren lainnya yang terdapat pada Kaveri adalah teknologi anyar AMD yang disebut Steamroller. Arsitektur yang fokus untuk mengoptimalkan kemampuan tiap core ini diklaim bisa meningkatkan kerja tiap 'otak' hingga 20%.

Dari sisi grafis Kaveri sudah dibenamkan GPU Radeon berbasis teknologi Graphics Core next (GCN) generasi kedua. Teknologi GCN sendiri sebelumnya hanya dapat ditemui pada kartu grafis AMD di kelas mid-to-high hingga high-end.

Berkat teknologi GCN, dikombinasikan dengan Application Programming Interface (API) AMD Mantle, kinerja chip grafis diklaim bakal jauh lebih optimal. Makin terasa saat menjalankan game yang juga telah dioptimalkan dengan AMD Mantle, seperti update Battlefield 4 yang rencananya akan meluncur akhir Januari 2014 ini.

Kemampuan AMD Kaveri tidak hanya menonjol dari sisi kinerja CPU dan kemampuan GPU, tapi ini bisa dibilang merupakan prosesor dengan dukungan kemampuan audio yang cukup mumpuni.

AMD Kaveri mendukung fitur True Audio yang dirancang untuk meningkatkan kualitas suara pada game.

Lalu apa hebatnya teknologi itu? Selama ini kebanyakan developer mengaku cukup kesulitan untuk membuat efek suara yang lebih realistis, entah itu suara ledakan, percakapan, suasana lingkungan, dan suara lainnya pada game.

Karena saat mereka memasukan banyak suara ke dalam satu game, maka beban prosesor akan meningkat. Semakin kompleks suara yang dikeluarkan, bebannya bakal semakin berat. Imbasnya adalah performa sistem yang akan menurun.

Apa yang coba dilakukan AMD adalah untuk mengatasi hal itu. Mereka merancang sebuah GPU yang di dalamnya juga terdapat 'jalur' untuk mengolah suara. Inilah fitur keren lainnya yang terdapat pada prosesor Kaveri.

Di Indonesia AMD sudah memasarkan dua varian Kaveri, yakni A10-7700K dan A10-7850K, sementara untuk versi A8-7600 dijadwalkan baru dipasarkan dalam kuartal pertama 2014.


Source : http://inet.detik.com

Windows 9 Bisa Datang Lebih Cepat

KOMPAS.com - Penerus Windows 8, sementara dipanggil Windows 9, disebutkan akan mulai dikapalkan pada April 2015. Ini dikemukan oleh blogger berita Microsoft Paul Thurrot, Awal bulan ini pada awal bulan ini.

Akan tetapi, kabar terakhir yang dilansir WPCentral, Rabu (22/1/2014) dari seorang peretas (hacker) terkemuka menyebutkan bahwa penerus sistem operasi Windows 8 itu akan muncul lebih cepat.

Versi final Release to Manufacture (RTM) dari sistem operasi ini diperkirakan sudah akan mulai didistribusikan ke rekanan Microsoft pada 21 Oktober mendatang, atau hanya dua tahun setelah kemunculan Windows 8.

Hacker bernama WZor tersebut diketahui sebagai sumber akurat untuk rumor terkait produk dan korporasi Microsoft.

Sebelumnya, Microsoft diperkirakan bakal membuat tiga versi Build sebelum sampai pada produk final. Jadi sebenarnya, tanggal rilis pada 21 Oktober 2014 terdengar seperti waktu yang cukup sempit.

Windows 9 disebut-sebut merupakan bagian dari beberapa sistem operasi yang tergabung di bawah nama sandi "Threshold". Selain sistem operasi desktop ini, Threshold juga mencakup OS mobile Windows Phone 9 dan update Xbox One. Ketiganya direncanakan bakal terintegrasi dengan erat.

Microsoft sendiri diperkirakan baru akan merilis update Windows 8.1 GDR1 pada konferensi BUILD 2014 pada April mendatang. Mungkinkah Windows 9 akan menyusul hanya beberapa bulan setelahnya?


Source : http://tekno.kompas.com

Game di AMD Bakal Makin Ngebut


KOMPAS.com - Bersama dengan kemunculan kartu Grafis baru seri "Hawaii" pada September 2013 lalu, AMD turut memperkenalkan Application Programing Interface khusus untuk kartu grafis Radeon bernama Mantle.

Mantle adalah antarmuka software serupa dengan Direct X yang umum dipakai oleh game PC masa kini. Bedanya, Mantle yang dirancang khusus untuk GPU Radeon milik AMD diklaim sanggup menghasilkan kinerja game lebih tnggi, tentu apabila digunakan dengan GPU Radeon yang mendukung teknologi tersebut.

Ketika berbicara dalam acara peluncuran prosesor AMD Kaveri di Jakarta, Jumat (17/1/2014) kemarin, Manajer Senior Pemasaran Produk AMD Adam Kozak menjelaskan bahwa peningkatan kinerja game yang dihasilkan melalui pemakaian API Mantle bervariasi.

"Kalau digunakan pada GPU Radeon yang terintegrasi pada chip Kaveri, peningkatannya berkisar antara 10-12 persen. Di GPU seri high-end seperti Radeon R9 290X, bisa mencapai lebih dari 40 persen," jelas Adam.

Adam melanjutkan bahwa kecepatan GPU Radeon yang dipakai pengguna turut mempengaruhi besarnya kinerja ekstra yang dihasilkan. Semakin cepat atau semakin tinggi serinya, maka semakin kencang pula Mantle mengakselerasi game.

Yang perlu dicatat, Mantle hanya kompatibel dengan GPU Radeon terkini yang menggunakan arsitektur Graphics Core Next (GCN), yaitu mulai seri Radeon 7000 ke atas, termasuk seri R7 dan R9 yang baru.

Mantle sendiri bukanlah standar terbuka seperti OpenCL atau OpenGL, dalam artian penggunaannya terbatas hanya untuk GPU buatan AMD saja. Dukungan game turut diperlukan agar Mantle bisa dipakai mengakselerasi grafis. Salah satu judul yang akan segera menawarkan dukungan ini adalah Battlefield 4 dari DICE.

Pengguna GPU AMD pun masih harus menunggu sebelum bisa menikmati main game dengan Mantle. Ini karena AMD belum merilis software driver yang diperlukan. Kozak menjanjikan pihaknya akan segera melakukan hal tersebut. "Nanti, driver dan patch Mantle untuk Battlefield 4 bakal dilepas sebelum bulan Januari berakhir," katanya.


Source : http://tekno.kompas.com

Rakit PC dengan AMD Kaveri, Benarkah Lebih Irit?














http://images.detik.com/content/2014/01/20/317/komputer460.jpg 
Jakarta - AMD Kaveri bisa dikatakan chip gabungan antara kartu grafis dengan prosesor. AMD mengklaim ini menjadi solusi hemat untuk yang ingin merakit komputer bertenaga. Benarkah?

Seri APU AMD memang adalah chip yang menggabungkan antara CPU dengan GPU. Kian hari kinerja chip tersebut ditingkatkan hingga mencapai titik di mana performa bertemu dengan konsumsi energi yang efisien.

Kaveri adalah generasi terbaru chip tersebut. Performanya terbilang cukup mentereng, AMD mengklaim versi tertinggi chip tersebut yakni A10-8570K bisa dipakai memainkan Battlefield 4 dengan nyaman pada level medium di resolusi 720p. Wow! Luar biasa untuk ukuran GPU onboard.

Tapi perlu diingat, kinerja tersebut juga harus didukung sejumlah komponen lain, misalnya tipe mainboard, memori RAM, bahkan pendingan prosesor yang harganya tidak murah.

Misalnya memori, untuk mengoptimalkan kemampuan Kaveri pengguna diwajibkan memakai memori terkencang yang ada di pasaran, yakni DDR3 2400 yang per kepingnya lebih dari Rp 1 juta untuk ukuran 8 GB.

Belum lagi soal pendingin prosesor. Memang, dalam paket penjualannya AMD sudah menyediakan kipas pendingin standar, tapi itu rasanya belum cukup.

Karena panas berlebih yang dihasilkan GPU maka dibutuhkan pendingin berkualitas agar kinerjanya terjaga. Ya paling tidak pengguna harus menyisihkan budget sekitar USD 30 untuk mendapatkan pendingin yang layak.

Ya, jika dihitung-hitung jika ingin mengoptimalkan kinerja Kaveri memang tidak bisa dibilang murah untuk saat ini. Namun itu bukan harga mati.

Untuk pemakaian komputasi sederhana atau menonton film HD mungkin pengguna tidak perlu memakai komponen pendukung yang disebutkan di atas, jadi total budget yang dikeluarkan bisa lebih ditekan.

Jadi, ada baiknya tentukan dulu ingin membuat komputer seperti apa sebelum memutuskan untuk merakitnya. Jangan sampai ingin irit justru malah keluar banyak duit.



Source : http://inet.detik.com

Rabu, 15 Januari 2014

Review Counter Strike – Global Offensive: Hadirkan Atmosfer Klasik yang Kental!



Anda tidak bisa disebut sebagai seorang PC gamer jika belum pernah memainkan Counter-Strike sebelumnya. Mod dari franchise game FPS fenomenal Half-Life dari Valve ini memang harus diakui fenomenal. Tidak hanya muncul sebagai standar untuk game-game military shooter yang lahir setelahnya, Counter Strike juga lahir sebagai salah satu game kompetitif level professional yang paling sering dipertandingkan di masa lalu. Popularitasnya memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan sempat membuat industri game centre Indonesia kembali bergairah karenanya. Kini setelah penantian yang cukup lama setelah versi terakhirnya – Source, Valve akhirnya merilis seri terbaru – Counter Strike: Global Offensive.
Counter Strike – Global Offensive sendiri tetap dibangun dengan menggunakan engine Source, namun dengan versi yang sudah lebih disempurnakan. Hal ini tentu saja membuatnya datang dengan visualisasi yang boleh dikatakan setara dengan franchise game serupa yang dirilis saat ini, dengan desain karakter dan setting yang juga lebih baik. Uniknya, bagi para gamer yang sempat mencicipi game ini di masa lalu, kehadiran seri terbaru ini tidak lantas membuatnya berbeda dan “asing”. Kami bahkan sempat mengutarakannya di preview kami sebelumnya, bahwa untuk sebuah alasan yang jelas dan kuat, Counter-Strike: Global Offensive ini justru akan lebih meninggalkan kesan nostalgia yang lebih kentara dibandingkan terasa menikmati sebuah game yang benar-benar baru. Semua elemen baru yang ia tawarkan seolah didesain untuk memperkuat hal tersebut.
Lantas, bagaimana performa Counter Strike: Global Offensive? Apakah Valve mampu meracik seri terbaru ini dengan sensasi yang membuatnya lebih sempurna dibandingkan seri-seri Counter Strike sebelumnya? Atau ia akan tampil sebagai sebuah blunder yang fatal? Review ini akan mengupas CS: GO lebih dalam untuk Anda.

It’s Still the Same Old Counter-Strike!

Counter Strike: Global Offensive mampu menampilkan kesan yang kuat bahwa ia tetap menjadi seri CS klasik yang selama ini kita kenal, walaupun datang dengan tampilan yang jauh berbeda.
Mengapa kita tidak membicarakan plot tentang game yang satu ini seperti review-review game lain yang sempat dirilis oleh Jagat Play di masa lalu? Karena pada dasarnya, Valve tidak memuat mode single player dengan basis cerita untuk Counter Strike: Global Offensive (CS: GO) sama sekali. Ia dihadirkan sebagai sebuah game MMOFPS, yang lebih berfokus pada pengalaman multiplayer yang kompetitif. Mekanisme gameplaynya sendiri tidak banyak berbeda dibandingkan seri-seri Counter Strike sebelumnya, dimana Anda akan berperan sebagai Counter-Terrorist maupun Terrorist dan terlibat dalam sebuah perang epik untuk memastikan kemenangan kubu masing-masing. Map yang disediakan juga masih akan datang dengan misi uniknya masing-masing, walaupun sebagian besar berkisar seputar bomb detonation dan hostage rescue.
Satu yang unik dari CS: GO, terlepas dari tampilannya yang kini berubah jauh lebih baik, ia masih memancarkan aura CS klasik yang begitu kental. Jika Anda pernah memainkan seri CS di masa lalu, maka Anda akan langsung mendapatkan perasaan familiar yang begitu kental ketika memainkan seri terbaru ini. Apa sebab? Kehadiran beberapa map ikonik di masa lalu mungkin menjadi salah satu elemen yang akan meninggalkan kesan pertama tersebut kepada Anda. Map-map klasik seperti Dust, Dust 2, Italy, Inferno, Train, hingga Aztec dihadirkan dengan bentuk rancang yang masih sama, seperti yang sudah kita kenal. Walaupun demikian, bukan berarti Valve tidak memodifikasi peta-peta ini sama sekali. Beberapa map mendapatkan perombakan yang cukup signfikan dengan penambahan jalur ekstra untuk memastikan pertempuran yang lebih seimbang dan dinamis antara para CT dan Teror. Beberapa elemen sederhana seperti kotak / drum yang biasa digunakan untuk melakukan cover dan camping kini digeser, dihapus, dan ditambahkan. Namun pada dasarnya, map-map ini tetaplah menjadi map pertempuran ikonik yang sudah lama Anda kenal.
Salah satu yang membuat kesan ini begitu kentara adalah hadirnya berbagai map klasik yang tentu tidak asing lagi bagi sebagian besar gamer CS klasik. Valve juga menyuntikkan beberapa modifikasi setting untuk menghasilkan pertarungan yang lebih seimbang dan dinamis.
Tidak hanya map, mekanisme gameplay yang ditawarkan juga masih datang dengan sensasi CS klasik. Tidak ada iron sight, Anda tetap hanya mengandalkan crosshair yang ada.
Kesan nostalgia dari CS: GO juga tidak hanya didapatkan dari berbagai map ikonik yang tetap disertakan di dalamnya, tetapi dari mekanisme gameplaynya sendiri. Valve tampaknya bersikukuh untuk mempertahankan identitas seri terbaru ini sebagai sebuah game Counter-Strike yang pernah kita kenal dan tidak tertarik untuk memberikan perombakan signifikan untuknya. Tidak ada usaha untuk menjadikannya sebagai “clone” untuk game-game military shooter yang sedang populer saat ini. Anda masih akan menemui cara bertempur yang sama: membeli senjata di awal permainan dan kemudian bergerak untuk membunuh tim lawan dan mencapai misi masing-masing dalam cara yang klasik. Senjata yang Anda pegang juga akan menawarkan “cita rasa” yang sama, dengan sistem recoil yang serupa dan cara penggunaan yang sama. Bagi Anda yang berhadap ia akan datang dengan ironsight seperti halnya game FPS yang lain, Anda terpaksa harus kecewa. CS: GO tetap menuntut Anda untuk mengandalkan crosshair di depan mata, dan beberapa zoom up untuk senjata tertentu. It’s still the same old Counter Strike that we know!


Review HALO 4: Tetap Dramatis dan Epik!



Siapa yang tidak mengenal nama HALO di jagat industri game? Game FPS eksklusif XBOX 360 ini memang menjadi fenomena tersendiri, mengingat kesuksesan yang selalu berhasil diraih di setiap seri yang diluncurkan. Seri terbarunya – HALO 4 bahkan menciptakan rekor yang lebih mengagumkan, mencatatkan pendapatan hingga lebih dari USD 200 juta dalam 24 jam perilisannya, menjadikannya rilis dunia hiburan terbesar sementara ini.
Kehadiran HALO 4 adalah sebuah kejutan bagi para pemilik XBOX 360. Bagaimana tidak? Setelah percaya bahwa petualangan Master Chief telah berakhir di seri ketiganya, Microsoft memutuskan untuk menghidupkan kembali franchise ini. Di tangan developer baru – 343 Industries, Master Chief dibangun dengan identitas baru namun sekaligus tetap mempertahankan atmosfer yang membuatnya dikenal sebagai salah satu game FPS konsol terbaik di masa lalu. Sebuah babak baru untuk sebuah franchise yang sudah hidup dalam kurun waktu lama dan tentu saja ajang pembuktian bagi awal sepak terjang 343 Industries. Bagi Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya, Anda tentu sudah memiliki sedikit gambaran tentang game yang satu ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HALO 4? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri baru yang tetap mengagumkan? Review ini akan mengupas lebih dalam untuk Anda.

Plot


Master Chief is back!
Pertempuran dengan para Convenant dan The Flood memang sudah berakhir, namun bukan berarti perang Master Chief berakhir begitu saja. Spartan yang satu ini memang sudah ditakdirkan untuk menyelamatkan semesta dari berbagai ancaman yang ada. 5 tahun setelah event terakhir di HALO 3, Master Chief terbangun di dalam pesawat UNSC – Forward Unto Dawn setelah Cortana, sang AI yang setia menemaninya, menemukan sebuah energi aneh yang terasa mengancam. Bertempur dengan beberapa Convenant di dalam kapal, Chief menemukan bahwa mereka terjebak di dalam armada Convenant yang sedang mengitari sebuah planet yang sedang mengorbit sebuah planet Forerunners – Requiem. Sebuah malapetaka pun membuat Master Chief terhisap ke dalamnya.
Misteri tentu saja mengitari Chief ketika tiba di Requiem untuk pertama kalinya. Bersama dengan Cortana yang mulai kehilangan “kesadarannya” karena umurnya yang kian tua, misi utama Chief hanya satu: mencari jalan untuk keluar dari planet yang ini. Harapan pun muncul setelah mereka mendengar sebuah signal kabur dari kapal induk UNSC bergema di Requiem. Namun, dalam upaya untuk menemukannya, Master Chief dan Cortana justru menemukan misteri yang jauh lebih besar. Mereka harus bertempur dengan ras alien baru dengan teknologi yang lebih canggih – Prometheans dan berhadapan dengan sang pemimpin yang ditakuti – The Didact. Tanpa sepengetahuan mereka, mereka telah terjebak di dalam skema yang telah disusun olehmastermind yang satu ini.

Terbangun dari tidur panjangnya, Master Chief menemukan dirinya berada di armada masih Convenant yang tengah mengorbit sebuah planet Forerunners – Requiem. Terserap ke dalamnya, Chief harus mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri dan bergabung dengan armada UNSC secepatnya.

Cortana yang setia, tetapi menemani Chief di seri keempat ini. Namun seperti AI-AI yang lain, fungsi dan kesadarannya terus menurun. Namun kesetiaannya mendorong Cortana terus berupaya untuk memastikan keselamatan Chief. Kondisi yang disebut sebagai “Rampancy”. 

Setelah hanya disebut-sebut selama tiga seri terakhir, Chief akhirnya bertemu dengan beberapa Forerunners dengan berbagai kepentingan. The Didact muncul sebagai tokoh antagonis yang utama.
Sebagai sebuah seri baru, 343 Industries memang membawa arah baru dengan memperkenalkan Prometheans dan Forerunners yang selama ini hanya menjadi “legenda” dan “latar belakang” di balik franchise HALO. Tidak hanya menjadikan mereka sebagai sasaran utama, HALO 4 juga menciptakan pondasi cerita akan kelahiran Chief, alasan eksistensi Forerunners dan konfliknya dengan UNSC, teknologi di balik HALO, dan membuka beragam misteri yang selama ini tidak pernah terungkapkan lewat novel dan filmnya.

Takdir apakah yang sebenarnya menanti Master Chief? Siapa pula Frorerunners yang menamakan dirinya – The Librarian ini?

Is that………Earth?

Apa pula ras The Prometheans yang berdiri di bekang The Didact ini? Apa hubungan mereka dengan The Forerunners?

Apa yang sebenarnya mendiami Requiem? Mengapa para Convenant tertarik dengan planet yang satu ini? Apa yang direncanakan oleh The Didact? Mampukah Cortana selamat dari penurunan kemampuannya sebagai AI? Takdir apa yang menanti Master Chief? Semua pertanyaan ini akan terjawab dengan jelas ketika Anda memainkan dan menyelesaikan HALO 4 ini.

Pengalaman Serupa dengan Setting Baru!


Anda masih akan merasakan atmosfer gameplay HALO klasik yang kental di seri terbaru ini. Objektinya sendiri masih sama, dimana Anda tetap bertempur dengan setiap senjata yang ada sekaligus memastikan diri selamat.
Sebagai sebuah game FPS dan membawa nama besar HALO di belakangnya, 343 Industries memang tidak memiliki banyak opsi untuk menghadirkan inovasi yang signifikan di sisi gameplay. Namun secara kosmetik, Anda bisa melihat perubahan yang signifikan darinya. Anda akan melihat setting dunia yang lebih baik di segi detail, dengan beragam efek lighting yang memanjakan mata. Desain karakter juga berubah dari kedua sisi, baik sang protagonis – Master Chief dan Cortana, ataupun para musuh yang akan hadapai di sepanjang seri ini. Dari segi inilah, Anda akan merasakan perubahan yang signifikan, apalagi ketika Anda menjelajahi luasnya Requiem yang misterius.

The beautiful “Requiem”

Salah satu yang perbedaan signifikan yang dapat Anda perhatikan sejak awal permainan adalah pada desain karakter yang ada, baik dari sisi protagonis maupun antagonisnya sendiri.
Dari sisi gameplay? Hampir tidak ada yang berbeda. Anda tetap akan memerankan sang Spartan yang luar biasa – Master Chief, yang secara mengagumkan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi yang dihadapkan padanya. Inti permainan sendiri masih sama, membunuh setiap alien yang Anda temukan di depan mata, berganti senjata sesering mungkin, dan memastikan diri Anda untuk berlindung setiap kali shield Anda habis karena tembakan para musuh. Namun dengan plot yang baru dan fokus cerita pada Forerunners dan Prometheans, HALO 4 membutuhkan strategi baru untuk diselesaikan, tidak seperti konflik yang Anda temukan di seri-seri sebelumnya. Karena Anda harus berhadapan dengan musuh-musuh baru yang tidak pernah hadir di semesta ini sebelumnya.
Para Convenant memang masih akan hadir di seri ini, datang dengan karakteristik, senjata, dan kelemahan yang tidak banyak berbeda. Satu hal yang harus Anda perhatikan saat ini adalah Prometheans yang muncul sebagai ras baru yang akan mengganggu perjalanan Anda. Berbeda dengan sebagian besar Convenant yang hanya mengandalkan shieldnya untuk bertahan, Prometheans jauh lebih cerdas dengan kemampuan yang lebih unik pula., khususnya kelas yang akan sering Anda temui – Knights. Selain shield, Knights juga mengandalkan kemampuannya untuk melakukan teleport ketika berada dalam posisi terancam dan kritis. Cara terbaik untuk mengalahkannya adalah dengan melakukan reload senjata Anda terlebih dahulu, memastikan magazine dalam keadaan paling penuh, dan langsung meluncurkan semua peluru tersebut ke arah Knights, memastikan ia hancur sebelum melakukan teleport.

Salah satu musuh baru yang pantas untuk diwaspadai tentu saja adalah Knights dari Prometheans. Berbeda dengan Convenant yang mengandalkan shield, Knights mengandalkan teleport untuk kabur dari situasi yang berbahaya. Oleh karena itu, ia butuh strategi yang berbeda untuk ditaklukkan.

Dibandingkan dengan senjata para Convenant, senjata Prometheans memang terlihat lebih futuristik. Berbeda dengan senjata Convenant yang mengharuskan Anda untuk membuang senjata yang sudah habis, senjata Prometheans tidak berbeda dengan senjata UNSC, yang dapat diisi ulang. ini berarti Anda dapat “menyimpan” senjata favorit Anda.
Knights memang memberikan ancaman yang paling besar di antara semua Prometheans yang ada. Selain kemampuan teleportasi yang selalu ia lakukan setiap kali terancam, Knights juga meluncurkan beberapa perlengkapan lain dari tubuhnya, baik untuk menyerang maupun melindungi diri. Ada sentry yang dapat ia bentuk untuk membidik Anda secara otomatis dengan meluncurkan laser. Ia juga dapat meluncurkan sebuah pesawat kecil yang mampu berperan sebagai shield ketika dibutuhkan. Pesawat ini juga menghidupkan kembali “sang tuan” walaupun sudah hancur berantakan sekalipun. Oleh karean itu, menjadi tindakan yang lebih bijak untuk menghancurkan ini terlebih dahulu sebelum berburu Knights yang Anda inginkan.
Kehadiran varian maupun ras baru di sisi musuh, selalu berarti lebih banyak senjata baru yang dapat digunakan oleh Master Chief di setiap seri HALO, termasuk HALO 4. Jangan takut bahwa jagoan Spartan andalan ini akan kagok dengan senjata yang baru pertama kali ia temui. Secara menakjubkan, Anda dapat langsung mengambil setiap senjata ini dan menggunakannya. Hampir serupa dengan senjata para Convenant, senjata yang dibawa oleh Prometheans ini juga dibagi ke dalam beberapa kelas, yang dapat dibedakan dari cara peluru meluncur dan cara reload. Namun berbeda dengan senjata Convenant yang harus Anda buang ketika habis, senjata Promotheans tidak jauh berbeda dengan senjata-senjata UNSC. Ini berarti Anda bisa memungut setiap peluru yang ada dan menggunakan senjata yang sama secara berulang-ulang.

Kill all the Prometheans!

Chief masih akan dibekali dengan beberapa skill spesial yang bisa ia dapatkan di sepanjang permainan. Tidak hanya sekedar cloak, clone, atau shield, Chief juga akan mendapatkan jetpack untuk berpindah tempat dengan cepat.
Beberapa kekuatan baru juga bisa Anda sematkan untuk Chief di sepanjang permainan, dan sebagian besar bisa didapatkan di sepanjang pertempuran. Tidak hanya kemampuan untuk menciptakan shield atau menciptakan clone untuk menipu musuh, pertarungan dengan musuh baru – Prometheans tentu saja memaksa Chief untuk menerapkan teknologi yang jauh lebih praktis. Anda kini juga dapat membangun auto-sentry layaknya Knights yang Anda temui, atau menggunakan Jetpack untuk mencapai berbagai tempat tinggi secara instan. Sebuah fitur yang tentu saja memunculkan atmosfer baru di petualangan Master Chief kali ini.

Enjoy the New Rides!


Salah satu kendaraan yang sudah lama didambakan untuk dikendarai oleh para penggemar HALO – Pelican!
Apa yang membedakan HALO dibandingkan dengan game-game FPS kompetitor yang lain, selain sisi cerita dan tema yang diusung oleh franchise eksklusif Microsoft yang satu ini? Jawabannya ada pada sisi gameplay-nya yang terhitung sangat dinamis. Daripada terpaku pada satu cara penyelesaian misi, HALO selalu membuka kesempatan bagi gamer untuk menjajal semua cara yang mereka pikir akan efektif untuk menyelesaikan setiap ancaman yang ada. Ini berarti tidak hanya sekedar berganti-ganti senjata sebebas yang Anda inginkan, tetapi juga memanfaatkan setiap kendaraan yang tersedia di area, baik darat maupun aerial. Anda bisa mencari kendaraan yang tersedia ataupun melakukan sabotase dan mencuri kendaraan yang sedang digunakan oleh para Convenant.

Lima tahun tampaknya menjadi waktu yang cukup bagi UNSC untuk mengembangkan beragam perlengkapan militer baru yang lebih canggih, termasuk juga kendaraan militer mereka. Perkenalkan MANTIS, sebuah mecha bipedal dengan segudang senjata yang destruktif.

Lupakan Elephant. Please welcome, the biggest  ground vehicle in Halo Universe so far – MAMMOTH.

Sayangnya, Anda tidak bisa mengendalikan si Mammoth secara keseluruhan. Anda hanya bertindak sebagai “penumpang” sekaligus juga pengoperasi turret rudal di atasnya.

Anda masih akan menemukan beberapa kendaraan perang yang tentu tidak asing lagi di mata para penggemar HALO. Masih ada Warthog, Scorpion Tank, Pelican, Ghost, dan Banshee yang tentu saja efektif untuk menghancurkan para alien yang datang dengan jumlah yang besar. Namun, UNSC tampaknya sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk setelah ancaman kepunahan yang sempat mereka rasakan dalam beberapa seri terakhir ini. Benar sekali, mereka datang dengan segudang kendaraan baru yang jauh lebih menarik dan destruktif untuk seri keempat ini. Ancaman baru yang datang dari pada Prometheans tentu saja memaksa Chief untuk memperkuat barisan pertahanan. Ada Mantis, sebuah mecha bipedal yang diperkuat dengan roket dan senapan mesin yang katastropik. Anda juga akan menemukan kendaraan baru yang super masif – MAMMOTH yang jauh lebih besar daripada kendaraan bertipe sama yang sempat Anda temukan di HALO 3 – Elephant. Walaupun tidak dapat Anda gunakan secara langsung, namun kehadiran Mammoth mampu menciptakan kesan perang yang jauh lebih masif dan menegangkan untuk seri keempat ini. Luar biasa!

Kesimpulan


Tangan dingin 343 Industries telah membuktikan bahwa umur Master Chief masih cukup panjang untuk membawa Microsoft meraih masa-masa kejayaan kembali. HALO 4 adalah sebuah pembuka yang manis, untuk sebuah arah trilogi baru yang berusaha dibangun oleh Microsoft
Rasa takut bahwa 343 Industries tidak akan mampu melakukan tugas beratnya untuk menghidupkan kembali franchise HALO ke jagat industri game seolah sirna begitu saja. Lewat HALO 4, mereka berhasil membuktikan kemampuan mereka untuk menciptakan sebuah seri yang begitu memesona dan mengagumkan, dengan kualitas yang tidak kalah dengan HALO yang dikembangkan oleh Bungie Studios selama ini. Membangkitkan kembali Master Chief yang selama ini sudah disimpulkan tewas di pertempuran terakhirnya, 343 Industries berhasil menyuntikkan sebuah pondasi cerita yang solid untuk sebuah trilogi yang baru bagi Chief. Dunia baru yang direpresentasikan oleh Requiem, kebangkitan kembali The Forerunners, dan “kisah drama” dengan Cortana membuat seri ini begitu mengagumkan, cukup untuk memuaskan rasa penasaran para gamer XBOX 360, terutama mereka yang sudah mengikuti seri HALO sejak awal.
Apakah game ini lantas datang tanpa kekurangan? Ada dua hal yang cukup kami sayangkan sebagai gamer yang sudah mengikuti sepak terjang HALO sejak awal. Pertama, ada pada soundtrack dan theme song-nya yang tidak lagi sekuat dan sedramatis seri-seri sebelumnya. Ada kerinduan yang mendalam untuk “mencicipi” theme song itu kembali, dan sayangnya, Anda tidak akan mendapatkannya di sepanjang permainan. Kelemahan yang lain? Bahwa Chief ternyata tidak dibekali dengan kemampuan untuk melakukan dual-wielding, sebuah fitur yang menurut kami, seharusnya ditambahkan di seri ini. Pada akhirnya, Anda akan terjebak pada “gaya” FPS konvensional. Sebuah potensi yang lenyap begitu saja tanpa dimanfaatkan oleh 343 Industries.
Namun terlepas dari kekurangan ini, HALO 4 adalah sebuah seri yang mengagumkan dan harus dijajal oleh para pemilik XBOX 360, apalagi Anda yang sudah mengikuti franchise ini sejak awal. Tangan dingin 343 Industries telah membuktikan bahwa umur Master Chief masih cukup panjang untuk membawa Microsoft meraih masa-masa kejayaan kembali. HALO 4 adalah sebuah pembuka yang manis, untuk sebuah arah trilogi baru yang berusaha dibangun oleh Microsoft. Welcome back, Chief!

Kelebihan


Desain baru Master Chief yang apik!
  • Visualisasi yang memesona
  • Plot yang patut diacungi jempol
  • Desain karakter apik
  • Gameplay yang tetap datang dengan identitas HALO
  • Beragam kendaraan baru yang keren

Kekurangan


Sayangnya, tidak ada fitur dual-wielding di seri terbaru ini! Why?!
  • Tidak ada fitur dual-wielding
  • Theme song baru yang kurang dramatis
Cocok untuk gamer: penggemar game FPS, pemilik XBOX 360, gamer yang sudah mengikuti franchise HALO sejak awal.


Source : http://jagatplay.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates